//Staf Departemen INTP Mendesain Methane Detector Digital
sofyan

Staf Departemen INTP Mendesain Methane Detector Digital

sofyan

Sofyan, S.S, Manajer Teknis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mewakili IPB dalam Lomba Akademisi Berprestasi Tingkat Nasional Kategori Pranata Laboran. Salah satu karyanya adalah disain methane detector dari bentuk sirkuit menjadi digital. Karya tersebut saat ini sudah didaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual.

Keunggulan methane detector ini diantaranya: disain lebih praktis dan sederhana sehingga dapat dibawa ke lapangan, metode analisis lebih sederhana, waktu analisis lebih cepat, pemakaian bahan kimia lebih hemat, pengoperasian alat lebih mudah dipahami, akurasi data analisis lebih valid, pelayanan pengabdian masyarakat lebih efektif dan efisien serta biaya pembelian lebih murah.

Sofyan juga membuat inovasi berupa alat-alat laboratorium dari alat-alat yang sederhana yang dipakai ibu rumah tangga sehari-hari di dapur seperti hotplate biasa. Alat-alat tersebut sangat menunjang pelaksanaan praktikum agar lebih efektif dan efesien. Terlebih jumlah alat-alat laboratorium terbatas tidak sebanding dengan jumlah kelompok praktikum mahasiswa. Alat ini sangat penting pada proses destruksi protein untuk mengetahui kadar protein bahan pakan yakni memanaskan sampel. Kekurangan hotplate biasa ini adalah proses pemanasannya agak lama. Sofyan mensiasatinya dengan menambahkan katalisator agar proses destruksi proteinnya cepat sehingga penggunaan hotplate ini masih mengikuti kaidah ilmiah.

 

Sofyan bersama teman-temanya juga membuat Heater Extractor Apparatus yakni alat analisis kadar serat kasar, kalsium dan fosfor. Pada saat ini Heater Extractor Apparatus buatan impor, proses pengadaannya pun membutuhkan waktu lama seperti tender dan belum tentu disetujui. Sedangkan buatan bengkel ini biayanya murah dan pengadaannya cepat. Biaya pembuatannya diambil dari biaya operasional laboratorium. Alat-alat tersebut sudah lulus uji profisiensi atau uji banding dengan 38 laboratorium lain di Indonesia oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Uji profisiensi bertujuan untuk menguji kualitas atau mutu hasil uji suatu laboratorium dengan menggunakan Z-score. (nrk)