//Tanin, Alternatif untuk mengurangi efek pemanasan global

Tanin, Alternatif untuk mengurangi efek pemanasan global

Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba berkontribusi secara signifikan terhadap laju akumulasi gas  metana di atmosfer yang terkait dengan efek pemanasan global. Gas metana dari ternak ruminansia menjadi salah satu penyebab efek gas rumah kaca. Di samping itu, emisi gas  metana dari ternak ruminansia merupakan bentuk kehilangan energi yang sejatinya dapat  dimanfaatkan untuk proses produksi dan reproduksi.

Gas metana dihasilkan selama proses fermentasi pakan berserat di dalam rumen dan dikeluarkan ke lingkungan melalui ekskresi. Akibatnya lingkungan semakin tercemar karena meningkatnya gas metana di udara. Untuk dapat mengurangi produk gas metana saat proses pencernaan berlangsung, dapat digunakan tanin. Tanin, adalah senyawa metabolit sekunder tanaman atau pilfenol yang banyak terdapat pada hijauan pakan ternak, bersifat antinutrisi dan dapat menyebabkan keracunan apabila dikonsumsi ternak secara berlebihan.

Hasil penelitian Dr. Anuraga Jayanegara (D-INTP Fapet IPB) membuktikan pemanfaatan bahan pakan lokal yang mengandung tanin sebagai alternatif penurunan produksi gas metana. Tanin dapat mengurangi produk gas metana saat proses pencernaan berlangsung, karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri metanogen yang memproduksi gas metana. Jenis tanaman yang banyak mengandung tanin misalnya tanaman leguminosa atau kacang-kacangan. Caranya dengan mengekstrak tanaman tersebut, lalu diambil taninnya dan dijadikan pakan adiktif.

Ada dua cara mengetahui penurunan kandungan gas metana yang dihasilkan ternak ruminansia, yakni melalui pengukuran gas metana dari hasil pertukaran gas yang terjadi saat ternak ruminansia dimasukkan ke dalam respiratory chamber. Cara kedua adalah melalui simulasi in vitro yakni dengan mensimulasikan rumen rumenansia kemudian dimasukkan pakan yang mengandung tanin dan cairan rumen, lalu diukur produksi gas yang terjadi.