//Rembug Online “Permasalahan Suplai Jagung Untuk Pakan Ternak dan Strategi Solusinya”

Rembug Online “Permasalahan Suplai Jagung Untuk Pakan Ternak dan Strategi Solusinya”

Pada 22 Juli 2020 Departemen INTP kembali mengadakan Rembug Online dengan Tema “Permasalan Suplai Jagung Untuk Pakan dan Strategi Solusinya”. Acara tersebut diselenggarakan secara daring dan dihadiri sebanyak 250 orang peserta. Rembug online tersebut menghadirkan pembicara dari Direktur Pakan Direktorat Pakan Kementerian Pertanian yaitu drh. Makmun Junaiddin, M.Sc, Ketua Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) Dr.drh. Desianto B. Utomo, M.Sc, Guru Besar Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB yaitu Prof.Dr.Ir. Nahrowi, M.Sc dan Ketua Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt, M.Sc sebagai moderator.

Junaiddin menyatakan “Jagung merupakan komponen terbesar dalam campuran ransum pakan baik bagi pabrik pakan ataupun bagi peternak ayam mandiri”. Tetapi ketersediaan jagung di pasaran kerap kali sulit ditemukan, sehingga menimbulkan masalah melonjaknya harga pakan bagi para peternak. Setiap tahunnya terjadi peningkatan permintaan jagung baik digunakan untuk pangan maupun pakan.  Naiknya permintaan jagung menjadikan import jagung juga semakin tinggi. Sehingga diperlukan strategi dan solusi bagi ketersediaan jagung terutama sebagai pakan ternak. Prof Nahrowi menyatakan bahwa perlu adanya alternatif bahan pakan pengganti jagung. Bahan yang dapat digunakan sebagai pakan yakni bungkil inti sawit dan turunannya serta produk samping industri pengolahan ubi kayu. Namun demikian, kedua bahan tesebut perlu ada pengolahan terlebih dahulu untuk meminimalkan faktor pembatasnya.

Kesimpulan dari rembug online kali ini yaitu perlu adanya alernatif bahan baku pakan pengganti jagung dimana kandungan energi dan proteinnya sama, serta ketersediaan pemanfaatan lahan untuk jagung yang memiliki varietas unggul dan tahan terhadap hama penyakit.

Untuk itu solusi yang dapat diambil dan dikaji lebih lanjut adalah mencari alternatif pengganti yang kandungan protein dan energinya sama dengan jagung, harga murah dan aman bagi ternak. Kemudian pemanfaatan lahan untuk jagung varietas unggul dan tahan terhadap hama penyakit. (Sadarman)